Oleh: Muhamad Azhari A.F*
Untuk kesekian kalinya (rabu 26 juli 2008) Front Mahasiswa Nasional Yogyakarta kembali menyatakan sikapnya menuntut pemerintahan boneka Imperialisme SBY-Kalla untuk membatalkan kenaikan harga BBM. Menghentikan uapaya pengesahan RUU Badan Hukum Pendidikan jaminan sekolah serta kuliah gratis bagi rakyat miskin.
Sejak mendapatkan informasi akan kedatangan SBY kejogjakarta pada 25 juli 2008 Badan Persiapan Cabang (BPC), FMN Jogjakarta langsung mengambil langkah kongkrit. Pada pukul 21.00 bertempat di secretariat FMN kampus Universitas Islam Indonesia seluruh kekuatan dari masing-masing pimpinan kampus langsung membicarakan langkah yang akan diambil khususnya terkait akan rencana kedatangan SBY kejogja.
Dari pertemuan itu diambil beberapa lagkah serta strategi yang akan digunakan guna ‘’menyambut’’ kedatangan sanga presiden. Diantaranya; menetapkan perangkat akasi serta surfei lokasi yang akan dijadsikan tempat ‘’penyambutan’’.
Tepat pukul 09.00 tiga orang yakni wawan,afif dan saudara azhari langsung mencari informasi terkait erbagai agenda pengamanan terhadap sang presiden. Dengan mendengar informasi dari beberapa aparat yang ada didepan gedunbg agung didapatlah beberapa informasi penting; aka nada 4 truk polisi, 30 polisi bersepeda motor, 2 unit water canon, dll. Dan tanpa menunggu waktu berita itupun langsung diberitahukan kepimpinan.
Akhirnya pada pukul 11.00 hampir semua perserta aksi sudah bersiap-siap dipasar umbulharjo. Dan dengan melakukan penyamaran sampai pukul 12.siang tidak ada satu peserta aksipun yang dicurigai akan melakukan akasi. Jadi sampai mobil rmbongan penjemput presiden berbondong-bondong menuju bandara seluruh peserta aksi sudah siap menunggu intrupsi pimpinan.
Berselang beberapa detik pasca pembunyian suara sirine tanda kedatangn rombongan presiden akan memasukui lokasi seorang pimpinan langsung berdiri dan berteriak ‘’SBY-Kalla..!!!’’. peserta aksi yang dari awal memang sudah menunggu intrupsi langsung menyambut dan membentuk border hidup serta menyambut dewngan teriakan ‘’ boneka Amerika’’.
Melihat kejadian itu ratusan aparat yang sejakawal berjaga-jaga disekitar istana kaget bukan keplang. Paspamres, intel, TNI serta puluhan kawan wartawan yang sebetulnya memang telah mengetahui rencana aksi ini langsung mengerumuni masa aksi. Ternyata meski hanya dengan 22 orang masa aksi demonstrasi ini sangat efektif. Terbukti hanya berselang beberapa menit setelah itu detik news.com langsung memuat aksi ini.
Polisi dan berbagai aparat Negara yang bertugas mengamankan kedatangan sanga presiden langsung berang dan mengambil kekerasan sebagai pilihan. Seluruh anggota FMN yang ikut dalam aksi dipukuli berkali-kali, diseret, ditendang bahkan tidak sedikit yang mendaratkan pikilan.
Tanpa ampun 5nit sebelum iringan presiden memasuki istana seluruh peserta alsi digelandang paksa kearel parker bringharjo. Ditempat ini aksi saling dorong, pmeukulan, tendangan dari kaki aparat bejat itu masih saja menerjang massa aksi. Pun tanpa kenal lelah teriakan perlawanan atas penolakan kehadiran SBY ditanah jogja terus berlontaran. Boneka amerika, rezim anti rakyat, anti demokrasi pendidikan gratis dan tolak kenaikan BBM adalah deretan kata yang terus diteriakkan oleh kawan-kawan.
Sertelah jengkel karena merasa gagal mengamankan area steril pengamanan presiden akhirnya aparat kepolisian mengangkut massa aksi kepoltabes Diy eski tanpa aksi pemukulan namun berbagai umpatan kotor dan teriakan perjuangan tetap bertempur dalam truk pengangkut itu.
Pada pukul 15.00 semua massa aksi digiring dalam ruangan pendataan polda DIY. Dan tidak berselang berapa lama pengacara dari SPHP dan LBH pun dating. Akhirnya pada pukul 20.00, setelah dimintai keterangan dan pendataan seluruh massa aksi dibebeskan.
Tidak ada yang luar biasa dari aski kali ini. Namun yang perlu dicatat adalah; pertama, aksi ini merupakan teriakan perjuangan dan tidak akan pernah berhenti hingga setiap penguasa benar benar tunduk atas kepentingan seluruh rakyat indoesia. Menolak ketangan penguasa dimanapun dan kapanpun terlebih SBY-Kalla akan terus bergelombang selama mereka masih saja menetek pada imperialisme.
Kedua, Negara demokratis itu hanyalah ilusi, sebab hingga detik ini tidak saja mahasiswa tapi juga seluruh lapisan rakyat inonesia tidak merdeka dalam menyampaikan aspirasinya.kasus ini merupakan salah satu tesisnya.